Thursday, November 10, 2016

Akhirnya Terkuak, 7 Kelemahan Calya-sigra, Simak Solusinya disini....!!!

Problem Calya-sigra dan solusinya

Keluarnya duo Astra Toyota Calya dan Daihatsu Sigra seakan jadi titik penting di Indonesia. Bagaimana tidak, MPV 7-seater dengan label harga Rp 150 juta untuk varian termahal, sudah disuguhi fitur kenyamanan dan keselamatan cukup mumpuni. 

Sementara harga low MPV seperti Toyota Avanza, Suzuki Ertiga dan Honda Mobilio sudah hampir mencapai Rp 250 juta. Ketika hal tersebut terdengar too good to be true, banyak konsumen yang berujung memiliki ekspektasi terlalu tinggi. Akhirnya, berbagai keluhan pun kerap terdengar. Tak sekadar berkeluh-kesah, OTOMOTIF sekaligus akan membahas solusi yang bisa diterapkan. Bagaimanapun, sayang kan uang ratusan juta kalau tidak digunakan dengan bijak. Ternyata setidaknya ada 7 kisah unik dari pemilik dua MPV LCGC ini loh. Simak cerita di bawah ini ya

1. Suspensi Amblas & Bunyi Jeduk

Masalah yang satu ini pasti sudah familiar. Jika diisi dengan muatan 5 penumpang atau penuh, suspensi belakang Calya-Sigra turun, hingga dinding ban hampir mengenai bibir fender. Efeknya, ketika melewati jalan bergelombang pun akan menghasilkan bunyi ‘jeduk-jeduk’ dari belakang.

“Bunyi itu bila diisi muatan penuh sebenarnya karena damper karet asli dari suspensi belakang terkena stopper bahan karet, sehingga muncul bunyi ‘jeduk’,” ujar M. Syaifudin, Mekanik Daihatsu Pondok Indah. Tentunya para pengguna tidak perlu mengkhawatirkan soal bunyi tersebut, karena yang bersentuhan sama-sama berbahan karet dan tidak berpotensi merusak sistem kaki-kaki.

Namun bagi yang merasa terganggu setiap bunyi muncul, bisa mengaplikasikan solusi yang sudah diterapkan beberapa member komunitas Calsic. “Saya pakai damper aftermarket dari Prime, efeknya sangat terasa kalau diisi penumpang tidak terlalu amblas. Sekaligus di tikungan jadi tidak terlalu ‘ngebuang’,” jelas Martin Hanjaya Ardilan, member Calsic Chapter Jabar sekaligus Sales Consultant Auto2000 Pasteur.

Pemasangan damper aftermarket tentunya plug and play, sedangkan harga untuk merek Prime dipatok Rp 750 ribu. Pilihan lain tersedia dari PGM atau Valen. Sedangkan untuk pemasangan, damper ini diletakkan di ulir ke 2 dan 3 per belakang. Namun bisa juga bunyi ‘jedukjeduk’ tersebut muncul karena posisi ban serep yang kurang tepat.

“Prosedur dari diler saat proses delivery adalah, kondisi ban serep harus pada tekanan 45 psi karena akan disimpan dalam jangka panjang dan ada kemungkinan tekanan berkurang,” tambah Syaifudin. Bila muncul bunyi dari ban serep, maka kemungkinan yang ada misalnya tekanan ban serep berkurang secara drastis, sehingga posisinya sedikit mundur maupun maju dari dudukannya.

Penanganannya cukup mudah, cukup turunkan ban serep, pompa hingga tekanan yang direkomendasikan, lalu kembali naikkan hingga dudukan yang pas.


2. Kunci Serep

Untuk mobil seharga Rp 150 juta ke bawah, duo Calya dan Sigra sebenarnya sudah dilengkapi dua fitur keamanan yang tergolong canggih, yaitu immobilizer dan alarm. Masalahnya, kunci serep yang disediakan tidak termasuk alarm. Seperti yang dipertanyakan Dirham Hamsa, salah seorang anggota Calsic yang ragu saat pertama melihat hanya kunci utama Sigra-nya saja yang dilengkapi remote alarm.

Tentu jika kunci utama dengan remote hilang dan mobil dalam keadaan terkunci via remote, lalu dibuka secara manual via kunci serep akan menyalakan alarm. Bagaimana dong? “Bila alarm menyala ketika dibuka manual, segera masukkan kunci ke kontak dan putar ke posisi
On, maka bunyi alarm akan langsung mati,” tutur Dadi Hendriadi, General Manager Technical Service Division PT. Toyota Astra Motor (TAM). 

Tentunya hal tersebut hanya bisa dilakukan dengan kunci serep aslinya. Karena seperti kunci utama, serep pun dilengkapi dengan pengaman immobilizer, sehingga sistem tidak akan bisa menyala jika unit immobilizer di kunci tidak sesuai dengan yang ada di kontak.

Namun karena pengaman canggih ini, pengguna perlu membeli satu set kunci dan immobilizer baru jika kunci utama dan serep hilang. “Harus ganti anak kunci, lock set dan ECU transmitter. Lock set harganya Rp 795 ribu, ECU transmitter Rp 1,3 juta,” tambah Dadi.

3. Menyalakan Bluetooth

Calya dan Sigra menyediakan fitur in car entertainment yang cukup canggih yaitu Bluetooth. Tetap saja, mengkoneksikan smartphone ke HU tergolong tidak mudah. Seperti yang ditanyakan JS Rendra, salah satu anggota Calsic. Sebelumnya, perlu diketahui Sigra yang memiliki fitur Bluetooth adalah varian X, X Deluxe, R dan R Deluxe. Sedangkan untuk Calya, varian yang dilengkapi Bluetooth adalah tipe G saja.

Untuk Sigra, cukup nyalakan HU (berbentuk 2DIN) dan tidak perlu menekan tombol apapun. Selanjutnya, cari device Sigra melalui program di smartphone. Pada unit yang OTOMOTIF coba, unitnya diberi nama CMB4250FB dan bisa berbeda-beda. Kemudian smartphone akan menunjukkan pairing request dengan passkey, namun pengguna tidak perlu memasukkan apapun di HU dan cukup menekan tombol pair di smartphone.

Jika sudah connected, maka tekan tombol SRC di HU sampai menemukan menu A2DP untuk masuk ke streaming musik. Catatan, menu A2DP tidak akan tersedia di menu SRC. Sedangkan untuk Calya, terlebih dahulu tekan tombol bergambar logo Bluetooth di HU. Search device HU Calya via smartphone, kemudian pair jika sudah ditemukan. Tekan tombol volume di HU.


4. Ban Kempis

Calya maupun Sigra, menggunakan ban Bridgestone Ecopia ukuran 175/65R14. Belakangan, ada 2 kejadian yang membuat ban kempis. Pertama adalah akibat menabrak trotar. Berikutnya setelah beberapa saat melibas jalanan berbatu, ban juga kehabisan angin. “Kita berempat di dalam mobil, 2 dewasa dan 2 anak-anak. Lewat jalan bebatuan lebih kurang jaraknya 5 meter, memang keliatan batunya ada beberapa yang besar,” cerita pemilik Calya yang enggan disebutkan namanya itu.

Lebih lanjut beliau bilang, bahwa sudah berusaha berhati-hati dengan menghindari bagian yang berbatu besar dan jalan pelan-pelan. Setelah lewat dari jalan tersebut lebih kurang 10 menit, kondisi ban sudah kempis. Setelah kejadian, langsung ganti dengan ban serep. Sementara ban yang kempis, langsung dibawa ke bengkel terdekat dan ditambal.Langkah selanjutnya, dilakukan klaim garansi kepada bengkel  resmi di Astrido Toyota di Jl. Fatmawati, Jaksel.

“Disayangkan bahwa ban yang kempis, langsung ditambal. Hal tersebut bisa menggugurkan warranty,” tegas Zulpata Zainal, Senior Tire Evaluator PT Bridgestone Tire Indonesia. Balik lagi ke urusan klaim dan oleh Beres diproses sesuai prosedur. Dimana dari Beres diteruskan ke Astrido pusat di Jl. Daan Mogot, Jakbar dan lanjut lagi ke PT Toyota Astra

Motor. “Setelah tim melakukan investigasi, baru diberikan jawaban atas klaim tersebut. Tim dalam hal ini bukan dari pabrikan ban, melainkan dari Toyota,” kata Suryadi, Service Manager Astrido Fatmawati. Investigasi yang dilakukan tentunya meneliti penyebab kebocoran, akibat faktor eksternal atau internal.

Bilamana memang penyebabnya karena internal (cacat dari produk), maka klaim bisa diproses dan bisa sampai dilakukan penggantian. Bila penyebabnya faktor eksternal, maka klaim tersebut dinyatakan batal. “Faktor ekternal itu salah satunya seperti terkena paku di jalanan. Dan untuk masalah ban kempis yang terjadi di Astrido Fatmawati, sudah dinalisa dan hasilnya akibat dari faktor ekternal,” ucap pria murah senyum itu.


5. Menyalakan Lampu Kabin

Interior Calya dan Sigra selain varian D dilengkapi lampu kabin di depan dan belakang. Namun jangan lupa, switch-nya harus diset ke tulisan ‘DOOR’ dulu ya agar lampu bisa mati dan nyala sesuai dengan bukaan pintu. “Untuk Sigra, setting ini ada di paling kiri, yang tengah untuk lampu kabin selalu mati dan yang paling kanan agar selalu menyala,” tambah Aep, apaan akrab Syaifudin.

Enaknya, kedua lampu kabin bisa diset secara terpisah. Sehingga bila pengguna hanya ingin bagian depan yang menyala saat pintu dibuka, cukup set switch ke ‘DOOR’ di lampu depan dan ke ‘OFF’ di lampu belakang. 

6. Kipas Radiator Enggak Mati

Salah satu pengguna Calya G A/T, ada yang memperhatikan perilaku kipas radiator. Dimana setelah mesin dinyalakan dan ditunggu beberapa saat, sampai kipas radiator menyala. Dari kali pertama berfunsi dan ditunggu selama 5 menit, ternyata kipas tersebut tak kunjung mati.
“Kalau memang demikian adanya, bawa saja ke bengkel resmi supaya bisa ditangani dengan benar. 

Soal bagaimana penanganannya, nanti di Beres saja,” kata M. Syaifudin, mekanik beres Daihatsu di Jl. Pondok Indah, Jaksel. Spesialis radiator seperti M. Firsal Salim menganalisa kejadian terpicu oleh 2 hal. Pertama adalah setingan dari ECU dan yang berikutnya di bagian switch On/Off kipas radiator.

“Solusinya setingan ECU disesuaikan dengan kondisi temperatur mesin. Kalau di kendaraan sejenis Calya atau Sigra, mungkin suhunya dibuat 90º-100ºC,”


7. Pelindung Tangki

Akibat dari mengangkut penumpang full loaded, bikin posisi tangki bahan bakar makin dekat dengan aspal. Kalau kondisi jalanan mulus, sudah pasti enggak ada yang jadi pemicu masalah. Lain cerita kalau jalannya enggak mulus dan banyak lubang. Meleng sedikit masuk lubang dan gubrak, bisa bikin tangki berbahan plastik mengalami benturan.

Paling apes dari kondisi ini adalah bahan bakar di dalam tangki rembes keluar. Kemungkian kejadian seperti ini yang cukup besar, membuat tangki butuh perlindungan. “Langkah yang bisa diambil dalam kondisi seperti itu adalah dengan pemasangan guard berbahan aluminium. Enggak bisa terlalu tebal, cukup 3 mm saja,” papar Firsal yang kasih patokan harga Rp 1,5 juta dengan pengerjaan 3 hari.

 Sumber: Otomotif net.com


1 comment:

  1. Ban bridgestone ecopia yg di pakai calya memang jelek. Belum ada seminggu turun dari deler ban sudah sobek samping. Sampai sekarang sudah hampir sebulan belum ada jawaban yang memuaskan dari pihak deler. Terpaksa saya beli sendiri.

    ReplyDelete